Data wartawan yang terbunuh
Darah dan Tinta Wartawan

TANGGAL 3 Mei adalah Hari Kebebasan Pers Dunia. Hari tersebut hadir sebagai pengakuan 
atas pengorbanan untuk memperjuangkan kebebasan pers dan momentum untuk mendesak 
pemerintahan agar tidak menolak hak asasi manusia warganya. 
Hingga kini, masih tercatat 138 wartawan dipenjara di 24 negara. 
Berikut ini para wartawan yang jadi korban selama tahun 1997 ketika menjalankan 
tugasnya di berbagai belahan dunia, yang dikeluarkan oleh World Association of Newspapers, 
berkaitan dengan Hari Kebebasan Pers Dunia. 

Argentina:
Jose Luis Cabezas adalah fotografer yang bekerja untuk majalah berita Noticias. 
Mayatnya ditemukan 25 Januari 1997, tangannya diikat di dalam mobil sewaan yang terbakar. 
Ia salah seorang fotografer yang mengambil foto Alfredo Yabran, salah seorang tersangka mafia.

Brasil:
Edgar Lopes de Faria, penyiar radio dan televisi, tewas di Campo Grande dalam perjalanan 
ke kantornya di Mato Grosso do Sul 29 Oktober 1997. Polisi yakin ia tewas dibunuh.

Kamboja:
Chet Duong bekerja untuk surat kabar Neak Prayuth. Ia tewas 30 Maret 1997 dalam 
serangan granat di luar Majelis Nasional ketika meliput pawai oposisi. 
Wartawan lainnya, Michael Senior, tewas 7 Juli lalu. Wartawan berusia 23 tahun itu 
dibunuh ketika meliput tentara yang menjarah di pasar.

Kolombia:
Tahun lalu ada empat wartawan tewas, yakni Gerardo Bedoya Borrero (meninggal 20 Maret), 
Freddy Elles Ahumada (18 Maret), Francisco Castro Menco (8 November), 
dan Jairo Elias Marquez Gallego (20 November). Gerardo dari harian El Pais tewas 
di tangan penembak tak dikenal gara-gara mengkritik perdagangan narkotika. 
Elles, fotografer lepas, ditemukan tewas setelah diculik. Castro dari radio Yayasan 
Kebudayaan tewas ditembak, sedangkan Marquez, direktur majalah El Marques, 
sering melaporkan korupsi. Ia dibunuh penembak bermotor.

Guatemala:
Jorge Luis Marroquin Sagastume, pendiri majalan bulanan Sol Chorti yang 
banyak melaporkan korupsi, mati ditembak dua pembunuh 5 Juni.

India:
Tahun lalu, tujuh wartawan India tewas saat bertugas. 
Mereka adalah Ataf Ahmed Faktoo dari televisi Doordarshan, Kashmir. Ia tewas 1 Januari. 
Saidan Shafi adalah wartawan untuk televisi Doordarshan. 
Ia tewas dihadang dua orang bersenjata di Srinagar, Kashmir 16 Maret. 
Lima lainnya adalah awak televisi E-TV tewas di Hyderabad 19 Agustus 1997. 
Mereka adalah Jagadish Babu (produser), S Gangadhara Raju (kameraman), P Srinivas Rao 
dan S Krishna (asisten kameraman), R Raja Sekhar (asisten). Kelimanya tewas akibat ledakan bom mobil. 
Diduga motifnya politik.

Indonesia:
Muhammad Sayuti Bochari yang bekerja untuk mingguan Pos Makasar, 
ditemukan tidak sadarkan diri di sebuah jalan dengan kepala dan leher terluka parah, 
dan akhirnya meninggal. Ia banyak melaporkan soal korupsi. 
(Tahun 1996, wartawan Bernas, Fuad M Syafruddin, meninggal akibat penganiayaan. Diyakini banyak pihak, 
penganiayaan itu berkait dengan berita-berita kritis yang kerap ditulisnya). 

Meksiko:
Di negeri ini tiga wartawan tewas saat bertugas. Jesus Abel Bueno Leon dari mingguan 7 Dias, 
22 Mei ditemukan tewas di mobil yang terbakar. Benjamin Flores Gonzales dari La Prensa ditembak mati 
saat tiba di kantornya 15 Juli. Sedangkan Hernandez Martinez dari majalah Como tewas karena dipukul benda tumpul 26 Juli. 
Rekannya menduga ia dibunuh aparat.

Korban-korban keganasan terhadap wartawan juga muncul di Pakistan (1 orang), 
Iran, (1) Filipina (1 orang), Rwanda (1 orang), Sierra Leone (1 orang), dan Ukraina (1 orang). 
(Sumber: KOMPAS)