Film
"The Bone Collector" : Menguak Pembunuhan Berantai
KETIDAKBERDAYAAN fisik bukanlah halangan untuk menguak kasus pembunuhan berantai. Seorang polisi yang menderita lumpuh berhasil
membongkar serangkaian pembunuhan keji, karena determinasinya yang tinggi. Keterbatasan fisiknya tak menjadi hambatan untuk mengungkap
kasus pembunuhan itu. Demikian yang tergambar lewat film The Bone Collector (disutradarai Phillip Noyce) yang dibintangi Denzel Washington
dan Angelina Jolie. Keduanya adalah peraih Golden Globe Award. Golden Globe Award untuk kategori aktor terbaik, baru saja disabet Denzel
Washington 24 Januari lalu lewat film The Hurricane. Ia juga pernah memenangi Piala Oscar sebagai aktor pembantu terbaik lewat Glory.
Sedangkan Jolie pernah dua kali menjadi aktris unggulan Emmy Award.
Cerita diawali kilas balik ke masa lalu Lincoln Rhyme (Denzel Washington). Rhyme adalah ahli forensik kepolisian New York. Ia juga penulis buku teks
untuk akademi kepolisian. Empat tahun lalu, ketika Rhyme sedang memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) di mana seorang polisi terbunuh,
tiba-tiba sebuah balok besar menghantamnya hingga ia lumpuh total dan hanya bisa tergolek di atas tempat tidur. Aktivitasnya sehari-hari hanyalah
memencet-mencet mouse guna menyimak layar monitor komputer yang dipasang di kamarnya. Untuk aktingnya itu, Washington mengamati
keseharian "Superman" Christopher Reeve yang menderita lumpuh.
***
RHYME mulai "hidup" kembali ketika kepolisian New York dihadapkan pada pembunuhan berantai. Setiap usai
melakukan aksinya, si pembunuh selalu meninggalkan pesan-pesan misterius dan aneh. Pembunuhan pertama
korbannya adalah sepasang suami-istri kaya raya yang baru saja mendarat di bandar udara. Mereka menaiki
sebuah taksi yang ternyata adalah alat operasional si pembunuh. Ia selalu "menjemput" korbannya dengan taksi.
Sang suami dibunuh dan dikubur di pinggir rel kereta dengan tangan menjulur ke permukaan. Jenazah pria itu ditemukan oleh seorang anak
laki-laki yang kemudian melaporkannya ke polisi. Amelia Donaghy (Angelina Jolie), seorang polisi wanita dari seksi yang menangani kriminalitas remaja,
ditugaskan ke TKP menemui anak laki-laki tersebut. Setelah ditunjukkan letak jenazah, Donaghy pun segera bertindak. Ia menghentikan kereta yang
melintas, menyuruh si anak membeli kamera untuk memotret jejak yang ditinggalkan pembunuh (berupa potongan tulang, potongan kertas sampai
potongan koran awal tahun 1900-an).
Semua temuan Donaghy diserahkan ke Rhyme untuk dianalisis. Dari apa yang dilakukan Donaghy, Rhyme berkesimpulan bahwa Donaghy memiliki
naluri tajam. Donaghy dinilainya tahu betul bahwa TKP harus diamankan
dan tak boleh "diacak-acak" sebelum dianalisis. Rhyme pun memaksa Donaghy untuk membantunya menyelidiki kasus misterius itu.
Dari temuan itu diduga sang istri masih hidup dan disandera di bawah sebuah bangunan tua. Donaghy pun menjadi mata, telinga dan fisik bagi
Rhyme yang juga memonitor dan memandu Donaghy. Sayangnya mereka terlambat menyelamatkan korban kedua. Si istri telah tewas mengenaskan
dihempas uap panas. Usai menganalisis keadaan korban yang tangannya dibelenggu rantai besi, Donaghy meninggalkan TKP karena tak sanggup
memenuhi permintaan Rhyme agar ia menggergaji tangan korban. Ia dihantui peristiwa bunuh diri ayahnya. Rhyme yang telah mempelajari file
pribadi Donaghy menasihati agar Donaghy tak terpengaruh masa silamnya. Merasa diteguhkan, Donaghy kembali bergerak.
Korban ketiga adalah mahasiswa yang dibunuh di pejagalan sapi yang telah lama ditutup. Pada saat itu Rhyme pun berhasil menguak potongan kertas
yang membentuk simbol sebuah penerbitan tua. Dari sinilah ditemukan
sebuah novel yang didasarkan kisah nyata pembunuhan di masa lalu. Dalam novel itu ditemukan setting pembunuhan berantai seperti yang mereka
temukan.
Dengan petunjuk itu, mereka pun berhasil menemukan korban selanjutnya, yakni seorang kakek dan cucunya yang diikat di Jembatan Brooklyn. Dari
sini Donaghy baru sadar bahwa korban lain yang akan disasar adalah Rhyme! Ia pun berusaha menyelamatkan Ryhme yang tengah bergulat
dengan si pembunuh yang tak lain ternyata Richard, pengurus alat pacu jantung Rhyme yang menyimpan dendam pada Rhyme. (lok)