Tragedi Berdarah Wamena 
30 Korban Tewas Dan 40 Luka Parah 
7 Oct 2000 20:33:46 WIB 

Sentani, Jayapura: Tragedi berdarah di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Irian Jaya, sejak Jumat (6/10) hingga Sabtu (7/10) siang telah mengakibatkan 30 warga tewas dan 40 orang lainnya mengalami luka parah dan Selatan Dibunuh ringan, sementara situasi masih tegang. Demikian dilaporkan Aparat Satgas Papua dari Sentani, Jayapura, Irian Jaya, Sabtu (7/10) malam. 

Seperti dilaporkan TEMPO Interaktif sebelumnya, peristiwa itu bermula ketika aparat keamanan dari Brimob dan Kostrad memaksa penurunan bendera Papua "Bintang Kejora" Jumat (6/10) sekitar pukul 07.00 WIT. Tindakan itu tidak diterima Satgas Papua. Akibatnya kemudian, terjadi bentrokan antara Satgas Papua dan Brimob serta Kostrad. Korban tewas umumnya karena terkena peluru, selain akibat anak panah, tombak kayu, mencado (kampak) dan parang. Bertambahnya korban penduduk sipil non-Papua itu ketika terjadi bentrok antara aparat keamanan dan Satgas di Desa Woma, sekitar lima kilometer dari kota Wamena. Puluhan korban itu tidak termasuk tiga anggota Polres Jayawijaya dan Brimob Polda Irja yang mengalami luka berat terkena panah, dan kini dirawat di RSUP Jayapura. 

Para korban yang tewas dan menderita luka parah itu kini dievakuasi di RSU Wamena di samping Bandara Wamena. Kepala RSU Wamena, Dr. Siwi Murniati, seperti dikutip Antara mengatakan, semua korban meninggal masih berada di RS dan menunggu keputusan aparat keamanan untuk pemakamannya. Kemungkinan, menurut dia, akan dikuburkan secara massal. Saat ini, kata Dr. Siwi, paramedis dan medis di rumah sakitnya ketakutan karena tidak ada jaminan dari aparat keamanan sehingga ada tenaga medis dan paramedis yang diterbangkan ke Jayapura dan Merauke hari ini. "Bila tidak ada jaminan keamanan, kami akan meninggalkan tugas untuk menyelamatkan diri," katanya. 

Kapolres Jayawijaya, Superintendent D. Suripatty, hingga saat berita ini dilaporkan koresponden TEMPO Interaktif di Jayapura belum mau memberikan keterangan resmi soal tragedi berdarah itu. Suripatty hanya membenarkan, bahwa hingga saat ini pihaknya telah menahan dan memeriksa 59 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan tersebut. Sementara itu, satu kompi Satuan Brimob Polda Irja, Sabtu pagi dengan menggunakan pesawat Hercules TNI-AD tiba di Wamena dari Jayapura untuk membantu pengamanan.

Semua sekolah, dari SD sampai SMU, sejak Jumat diliburkan secara massal untuk menghindari dampak lanjutan dari bentrokan antara aparat keamanan dan Satgas Papua. Situasi Wamena dilaporkan sangat tegang, dan aktifitas penduduk mati total. Ribuan warga yang ketakutan kini ditampung diberbagai barak instalasi milik TNI dan Polri menunggu evakuasi keluar Wamena. (TEMPO Interaktif, Kristian Ansaka)